Tapi mulutku terkunci ketika dia mengatakan, “Kalau boleh, kartunya jangan dibuang begitu saja, ya Mbak. Di dalam kertasnya ada bibit bayam. Jadi bisa ditanam, trus panen bayam deh, dalam satu bulan.”
Haaa?
Kuamat-amati kartu undangan itu dengan lebih teliti. Memang terlihat ada titik-titik kehijauan yang tersebar merata di permukaanya. Pada bagian belakangnya tertera keterangan cara ‘menyulap’ selembar kertas krem ini menjadi bayam hijau. Wah, luar biasa. Aku baru tahu benih bayam bisa disisipkan di dalam selembar kertas daur ulang seperti ini. Salut!
Aku menarik napas lega. Untunglah, tadi aku belum sempat mengeluarkan nasihat sok tahu dan sok bijak tentang pengurangan sampah kertas. Anak-anak muda ini nyatanya telah melangkah jauh ke depan dalam bertindak untuk menyelamatkan Planet Bumi ini. Yang tua seperti aku ini, cukup ikut patuhlah.
Eh…, itu artinya, aku harus beli pot dan media tanam ya untuk ikut patuh? Nasib..nasib… nggak punya tanah siap tanam di rumah.
intankemala
Ibu dari seorang putri, yang ingin mencatat hal-hal berkesan yang dilihat, dialami, dan dirasa. Terimakasih sudah berkenan singgah dan membaca ya.