Anakku yang Riang

Dulu, ketika saya lulus SD, nggak ada acara wisuda. Begitu juga SMP. Begitu juga SMA. Apalagi TK. Lulus ya lulus saja. Wisuda itu hanya untuk mereka yang selesai jadi MAHAsiswa. Eh, apa karena saya sekolah di kampung, atau karena zaman memang telah berubah?
Sekarang, anak saya lulus SD. Harusnya ada acara wisuda, seperti waktu ia lulus TK dahulu. Sayang masih pandemi. Acara wisudanya dilaksanakan secara virtual. Nggak akan semeriah wisuda kakak kelasnya dulu, yang biasanya disertai Pentas Akhir Tahun. Drama, tarian, musik, karya sains dan seni, semua bisa dinikmati orang tua dan siswa.
Kali ini, guru-guru hanya mengirimkan toga dan stola ke rumah. Kalau pun ada siswa yang mau ke sekolah, hanya untuk pemindahan toga dan berfoto sejenak. Tidak ada keramaian. Tiada sempat melepas rindu pada kawan.
Namun, saya terpana membaca rekaman karakter anak-anak yang juga dikirimkan. Ada yang dikenal gurunya sebagai anak yang ‘practical & optimistic’, ada yang ‘smart & helpful, ‘innovative, independent’ dan lain sebagainya. Sungguh para guru mengenali anak-anak didiknya satu demi satu. Saya terharu. Terimakasih yaaa Kakak-Kakak Guru. Kebaikanmu tak kan mampu terbalas. Do’a terbaik kami untukmu semua.
Zahra sendiri, dikenal sebagai anak yang Cheerful. Semoga untuk seterusnya ya anakku. Riang gembiramu tak tergerus persoalan yang bermunculan di masa depan. Sehat dan Bahagia selamanya.
0 Shares:
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like

Ibu dan Anak

Ketika mamanya sedang berhenti mengejar deadline menulis buku, anaknya semalam datang menunjukkan 5 judul komik. “Mudah-mudahan bisa masuk…