Buku Bersama Mengayuh Biduk: Kisah Cinta 53 tahun

Aku ingin mengutip satu dari begitu banyak paragraf yang berkesan di buku ini. Di halaman 312, Pak Ton menulis begini:
Sepanjang proses memasak, aku perhatikan alat apa yang sudah tidak digunakan lagi. Segera alat tersebut aku ambil, aku cuci di bak pencuci yang ada di dapur itu pula, sambil menyalakan pompa air pengisi tangki tandon air. Demikian pula bila meja dapur sudah tidak digunakan untuk memotong dan mempersiapkan yang lain, segera kubersihkan, termasuk lantai dapur tadi. Dengan demikian, begitu proses memasak selesai maka semua peralatan dan lingkungan tempat kerja di situ sudah bersih dan tangki air penuh, siap untuk digunakan lagi.
Bagiku Narti adalah identik dengan kebersihan maka aku sendiri juga berusaha keras untuk ikut membersihkan tempat di mana dia sering beraktivitas. Pembersihan tempat umum menjadi tanggung jawabnya, sedangkan aku mendapat bagian tempat khusus yang terlalu berat baginya. Tempat itu adalah gudang, kowen (tempat pembuangan air kotor), dan kamar mandi atau WC.
===
Pengungkapan cinta yang luar biasa, bukan?
Buat yang ingin membaca memoar cinta selama 53 tahun ini, bisa menghubungi Mas Ismail Yosep SiOm di http://bit.ly/pesanbukupakton. Pak Ton akan mendonasikan seluruh hasil penjualan buku ini untuk beasiswa Kageogama.
0 Shares:
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like