Di rumahku ada tempat yang paling berbahaya, yaitu sofa di ruang tengah. Walau bahan pelapisnya sudah mulai retak, masih nyaman kududuki. Apalagi kulapisi pula ia dengan karpet tipis yang dulu dibeli dari seorang teman.
Bila sudah duduk di sofa ini, tanganku akan mengambil remote TV. Pencet sana sini mencari acara yang menarik. Lalu aku bisa duduk di atasnya tak berkutik. Lanjut dari satu acara ke acara lain, terutama film-film Hollywood.
Bila pun tak ada yang menarik, aku akan mengambil HP, dan berselancar dari satu medsos ke medsos yang lain. Melihat kabar teman-teman, posting status atau tulisan. Kalau bosan, aku akan meraih salah satu novel dari tumpukan buku di dekatnya, lalu tekun terpaku menekuni huruf-huruf di situ.
Pendek kata, kalau sudah duduk di sofa ini, perlu tekad keras untuk bisa bangkit, pindah ke depan meja kerja, buka laptop, dan mengerjakan berbagai PR yang belum selesai.
Seperti saat ini, sudah 2 jam aku duduk di sini. Ini belum nonton film, baru dengerin pengajian Prof. Nasaruddin Umar di Metro TV, baca koran minggu, dan main HP. Nah, ini sedang galau, mau cek ada film apa, atau pindah ke meja kerja?