“Nasinya yang ini ya,” kataku sambil mengeluarkan aluminium foil dari wajan Happy Call. “Maaf kalau kurang pas panggangannya. Harusnya sih dipanggang dalam oven. Tapi kan kita belum punya oven.”
“Lho, kan kita punya oven?” tanya suamiku sambil menuangkan nasi dari aluminium foil itu ke dalam piring. Nasi putih yang sebelumnya digoreng dengan bawang bombay bersama udang, sosis, wortel dan buncis, ditabur keju parut, lalu kupanggang dalam wajan Happy Call.
“Hah? Kita ngga punya oven. Punyanya microwave doang,” kataku.
“Bukan yang itu. Yang kemarin buat masak sop daging itu lho.”
“Ya ampuuuun, itu bukan oven. Itu panci presto!” jawabku bingung. Lha, jauh banget bentuk oven dengan panci presto.
“Ooh,” jawabnya kalem sambil ngeloyor ke meja makan.
Berdiri diam di dapur, aku jadi berpikir sendiri, jangan-jangan anggapan bahwa istri suka belanja (berlebihan) itu, datang dari para suami yang tidak paham dengan berbagai fungsi benda yang berbeda, termasuk tupperware yang sangat beragam bentuk dan fungsinya itu. Atau, ini hanya suamiku saja? 
