“Mama meeting-meeting terus,” kata Zahra menjelang tidurnya.
Kupeluk tubuhnya, hangat terasa di dada, mengusir sedikit rasa bersalah yang hinggap.
“Mama Papa kan bekerja untuk Kakak. Biar bisa bayarin Kakak sekolah. Biar Kakak bisa ikut les yang Kakak mau. Kita bagi tugas ya. Kakak belajar, Mama Papa bekerja.”
Aku tak mendengar lagi jawabannya, sudah terlalu mengantuk ini mata. Walau ia sudah bisa tidur sendiri sejak beberapa minggu yang lalu, malam ini aku izin ikut tidur di kamarnya. Kangen.
Besoknya, melihatku rapi di depan laptop, ia bertanya, “Mama mau presentasi?”
Tahu dia, kalau cuma jadi pendengar yang tidak harus mengaktifkan video, mama meeting daring pakai daster saja, hehehe.
“Iya, Kak,” jawabku dengan sedikit rasa bersalah perbincangan semalam kembali terngiang.
“Good luck ya, Ma, presentasinya,” katanya lembut.
Duh, hatiku bagai disiram air dari surga.
Tags:
- Ibu_bekerja
intankemala
Ibu dari seorang putri, yang ingin mencatat hal-hal berkesan yang dilihat, dialami, dan dirasa. Terimakasih sudah berkenan singgah dan membaca ya.