Hari ini papa ulang tahun, pria yang sangat tampan di mataku. Yang senyumnya menghangatkan hati. Yang suaranya menggembirakan jiwa. Yang pintar dan selalu mengajari pelajaran sekolahku. Yang selalu bersikap lembut padaku.
Kalau papa masih ada, aku kasih kado apa ya? Baru sadar sekarang, aku tak pernah memberinya hadiah ulang tahun. Mungkin karena aku belum punya uang ketika tinggal bersamanya. Namun itu tak bisa jadi alasan rupanya. Buktinya putriku sekarang bisa menyiapkan hadiah ulang tahun untukku, walau ia juga masih anak-anak. Ah, aku saja yang dulu kurang kreatif.
Ketika aku sudah punya pekerjaan dan penghasilan, tidak ada kado juga untuknya. Hanya ucapan selamat via telepon yang kuberikan. Mungkin karena aku tinggal jauh darinya. Benarkah? Kelihatannya, aku saja yang tidak pernah meniatkannya.
Buktinya, ketika papa tinggal bersamaku lebih dari setahun, aku hanya membeli sebuah kue tart saja di ulang tahunnya yang ke-76. Tiup lilin, panjatkan doa, cium pipi kiri kanan dan kening, lalu berfoto bahagia.
Baru sekarang aku sadar, puluhan ulang tahun kubiarkan berlalu tanpa kado untuknya, untuk ayah yang bagiku luar biasa, yang cintanya sama dalam untuk keempat anaknya. Yang hanya memberi tak harap kembali. Sampai aku tak pernah terpikir walau sekadar kado saja.
Hari ini, ketika tak mungkin lagi kusiapkan kado walaupun ingin, hanya ayat-ayat suci yang bisa kulantunkan, bersama rangkaian doa yang dipanjatkan. Semoga, semua akan menjelma kado ulang tahun yang indah bagi papa. Semoga hari ini tetap menjadi hari bahagia buat papa. We love you, so much. We miss you, a lot.
Shalawat dan alfatihah…