Dari zaman sekolah sampai sekarang, aku cuma tahu planet Saturnus, Uranus, Neptunus dan teman-temannya yang total berjumlah sembilan itu. Eh, jadi delapan ya, karena Pluto sekarang dianggap bukan planet di tata Surya kita. Karena itu aku tak paham ketika membaca tulisan Keppler 22-b di gambar Zahra ini. Apa, tuh?

Ketika membaca naskah cerita yang mendampingi gambarnya, bingung lagi dengan istiah eksoplanet, juga white hole. Aku cuma pernah dengar black hole. Wah, Emak Zahra beneran kurang baca nih!
Naskah dan gambar itu kemudian dibukukan dalam buku antologi berjudul Dari Sumur Tua Menuju Puncak Bintang, kumpulan cerita dan gambar dari 33 penulis anak Rumpun Aksara. Naskah Zahra sendiri berjudul ‘Gempa di World of space’. Lalu dia bilang, “Ma, moga-moga beneran ada ya, tempat seperti world of space. Aku mau kesitu, kalau ada.”

“Kakak sekarang tertarik dengan astronomi?” tanyaku.
“Iya. Tapi belum tentu mau jadi astronot siy. Kayaknya aku belum berani pergi ke luar angkasa.”
“Ya, nggak mesti jadi astronot. Mungkin jadi peneliti atau saintis-nya bisa,” kataku.
“Hmm… Gitu ya, Ma. Aku pikir-pikir lagi deh. Mau tetap jadi dokter hewan atau ganti,” katanya lagi.
Aku tersenyum. Aku sendiri juga berganti cita-cita terus sejak SD. Ingin jadi dokter, karena punya tetangga dokter yang baik sekali. Lalu ingin jadi polwan, karena melihat tanteku, Mamanya Molek, yang keren banget dengan seragam polwan-nya. Di kelas 6, ganti ingin jadi guru karena guruku pintar sekali. Ingin jadi ini, ingin jadi itu. Nyatanya, yang aku kerjakan sekarang sama sekali ngga ada dalam daftar cita-cita dulu.
Kamu sendiri, dulu ingin jadi apa?
Ohya, kalau mau PO buku antologi ke-4 Zahra ini, inbox saja atau klik https://bit.ly/DSTMPBintang ya. Cuma sampai tanggal 14 Juli yaaaa.