Di Rumah Saja bersama Ayah

Kata ibu, dari kecil aku sudah dekat dengan ayah. Kalau ayah pergi keluar kota, aku akan sakit, demam menahan rindu. Ibu lalu akan menyelimuti aku dengan kemeja ayah. Lupa kutanya, kemeja bersih atau yang sudah dipakai ayah sebelumnya?

Aku merasa jadi putri kesayangan ayah. Walau aku tahu itu hanya perasaanku saja. Ayah menyayangi kedua putrinya sama besarnya. Bahkan, ayah menyayangi keempat putra putrinya, sama besarnya. Masing-masing kami merasa disayang, tanpa seorangpun merasa kurang disayang dibanding yang lain.

Dalam buku antologi ini, yang kutulis bersama 20 perempuan hebat lainnya, aku ceritakan salah satu aspek kasih sayang ayah padaku. Ayah, adalah jendela dunia bagiku. Yang menunjukkan padaku, ada dunia yang luas di luar sana.

Dengan cara yang sederhana. Mengajari aku setiap malam. Pelajaran sekolahku. Memberiku pengetahuan umum. Mendongengkan cerita untukku. Menerbitkan mimpiku.

Bila hari ini, ayah masih ada. Bila hari ini, anak-anak ayah masih sekolah. Bila hari ini, ayah harus kerja di rumah bersama anak-anaknya yang belajar di rumah, ayah pasti tak akan mengeluh seperti aku.

Ayah tak akan emosional sepertiku, dalam mengajari anak-anaknya. Ia akan selalu, membuat belajar menjadi menyenangkan. Ia akan membuat, diam di rumah saja menjadi begitu nyaman.

Aku sungguh, rindu padamu ayah.

0 Shares:
2 comments
  1. Selamat sukses terus ya kak intan, senan baca tulisan2 KK di FB, KK manis yg sering kepang dua waktu sma..😊

    1. Waaah, Mainizar, apa kabar? lamanyaaaa kita ga jumpa.. Makasih ya udah berkenan membaca tulisan-tulisan K inta, makasih yaa doanya, semoga Mai juga sukses dan sehat selalu..amin..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like