“Anak saya menangis, karena saya tak mau memeluk dan menciumnya sekarang ini,” tulis seorang teman di pesan whatsapp.
Saya mengerti. Ia hanya ingin melindungi keluarganya. Sebagai seorang dokter, bisa jadi ia sudah menjadi pembawa virus covid-19 itu. Namun, alangkah sedihnya hati, membayangkan jarak yang harus mereka jaga, sampai tak bisa memeluk orang-orang tercinta.
“Jadi, tolong bantu saya dan teman-teman saya. Kalian, berdiam di rumah saja ya,” tulisnya lagi.
Ya, bu dokter. Kami akan berdiam di rumah. Menjaga jarak dari yang lain. Berusaha memperlambat laju penyebaran si covid-19, agar kalian tak semakin kewalahan menghadapinya.
Malam ini, setelah memeluk putri semata wayangku, kupanjatkan do’a buatmu, buat teman-teman sejawatmu, buat para dokter dan seluruh tenaga paramedis yang berjuang di garis depan pertempuran, semoga Allah melindungi kalian semua, menjaga kesehatan kalian semua, sampai covid-19 ini berlalu, dan kalian bisa kembali ke rumah, memeluk keluarga tercinta tanpa ragu dan khawatir. Amin.
Dan kita, yuk, bantu membelikan Alat Pelindung Diri (APD) untuk para dokter dan tenaga paramedis. Mereka sungguh kekurangan..
