Sudah beberapa hari ini Kak Lela lihat Intan kok muram aja.”
Aku diam, menatap wajah cantik di hadapanku.
“Intan susah mikirin kuliah?” lanjut teman kos ku itu.
Aku mengangguk. Tak bisa bicara. Dadaku sesak. Kak Lela tahu isi hatiku.
“Dulu, Kak Lela juga ragu, mau kuliah atau nggak. kasihan sama mamak.” Kak Lela berhenti sejenak, menatapku dalam. “Tapi mamak Kak Lela malah bilang begini: Kau gak kuliah pun gak akan bikin mamak kaya. Kau kuliah pun ga akan bikin mamak miskin.” Kak Lela tersenyum. “Jadi, pergilah kakak kuliah.”
Airmataku tumpah. Tangisku pecah. Bagai balon tertusuk jarum. Kak Lela menatapku iba, tak menyadari kata-kata singkatnya telah menyalakan kembali harapan di hatiku. Harapan yang nyaris padam beberapa hari ini. Aku ingin ke UGM!
Kutatap ia penuh rasa terimakasih. Ringan hatiku terasa.
Resah dan raguku hanyut bersama air mata.
Aku ingin ke UGM. Sudah jauh-jauh hari aku memimpikan hal itu. Dan sudah jauh-jauh hari pula ayah ibu mengingatkanku. Kuliah yang dekat saja. Di Banda Aceh atau Medan. Itu saja sudah suatu kemajuan yang harus aku syukuri. Mereka mengizinkan aku pergi kuliah, walau belum jelas bagaimana akan membiayaiku. Masih pantaskah aku meminta lebih?
Tapi Yogyakarta sudah sangat menarik hatiku.
Julukannya sebagai kota pelajar membuatku rindu. Budaya penduduknya membuatku haru. Walau semuanya baru kutahu dari buku, dan dari cerita kedua orangtuaku. Mereka dulu bertemu dan menikah di Yogya. Salahkah kalau aku kemudian ingin ke sana juga?
Tapi aku tak pernah membantah ayah ibuku. Aku tahu, keadaan yang membuat mereka begitu. Kalau saja ada dana, mereka pasti tak akan keberatan mengirimku belajar bahkan keluar negri. Karena itu, ketika Pak Mustofa-guruku, menyodorkan pilihan universitas yang bisa kupilih melalui jalur PBUD (Penyaringan bibit unggul daerah), aku masukkan aplikasi ke universitas sesuai saran mereka.
Pilihan yang ternyata membuatku murung berhari-hari.
Kata-kata Kak Lela pagi ini membangkitkan semangatku. Meyakinkan aku tentang apa yang kumau. Dan aku harus mencari jalan keluar dari persoalanku.
Siapa yang bisa menolongku?
***
Yuuuk, baca kisah lengkapnya di buku antologi Semua Anakku Tembus UGM. Ssst.. itu cuma salah satu kisah aja lho. Masih banyak kisah lain yang tak kalah menarik. kabari yaaa kalau mau bukunya..
