Ia berayun-ayun dengan riangnya. Bergantung pada bahu gadis kecil itu. Gadis yang sama kecilnya denganku. Indah dan sungguh mengundang hatiku.
Ku ikuti ia dengan pandanganku. Tas itu bagai tersenyum padaku. Melekat mataku tak mau lepas darinya. Ia sekarang terasa begitu dekat. Sampai aku terkaget mendengar suara Cinta menyapaku.
“Hai Rum. Apa kabar? Liburan kemana?” Rupanya si pemilik tas itu sudah berdiri di depanku.
“Eh, baik. Di rumah aja. Bantu ibu,” jawabku gelagapan.
“Ooh gitu. Aku kemarin liburan ke Jakarta. Jalan-jalan. Dan ini, dibelikan om ku di sana.”
Cinta mengangkat tas nya ke depanku. Tas itu berasa melambai-lambai padaku. Menerjang hatiku.
“Bagus ga?”
Aku menelan ludah. “Bagus banget.” Telapak tanganku berkeringat. Ku genggam tali tas ku sendiri yang nyaris putus.
“Makasih. Aku duluan ya. Mau nunjukin tas ini ke Rani.”
Cinta berlalu dengan riangnya. Tas nya masih berayun-ayun merayuku.
“Cukup,” sentak hatiku. “Puaskan dirimu dengan hanya melihatnya,” bisiknya lagi menenangkan. Kutarik napas panjang. Ku usap sayang tas hijau milikku. Kututup sobek nya dengan telapakku. Bagaimanapun, inilah milikku. Walau kudapat dari acara bakti sosial 2 tahun yang lalu. Semoga ia bertahan lebih lama menemaniku.