“Aku sedang sibuk,” begitu kata Zahra ketika dipanggil Mbak Sri.
“Lagi ngapain siy?”
“Rahasia.”
Mbak Sri mendekat ke meja, tapi Zahra menutup meja dengan tangannya. “Udah, jangan ganggu,” katanya tegas. Mbak Sri menyerah. Membiarkan Zahra melanjutkan pekerjaannya sendiri.
Jam 8 malam, mama pulang dari kantor. Seperti biasa, pertanyaannya ke Zahra: Sudah makan? Sudah sholat? Sudah main piano? Dan ketika mendapat jawaban belum untuk pertanyaan terakhir, omelannya langsung meluncur. “Nah, kan, Zahra lupa sama tugasnya. Pasti karena main Ipad aja,” kata mama menuduh, sambil melirik Ipad papa yang ditinggal di meja.
“Aku ga main ipad ma. Aku dari tadi sibuk,” bantahnya.
Apa? sibuk? Sibuk apa siy anak umur 9 tahun ini?
“Iya, sibuk dia dari tadi,” kata nenek membela. “Ntah apa yang dibuatnya. Kami ga boleh tahu.”
“Sibuk apa siy Kak?” tanya mama tak sabar. Lapar dan penat jadi satu di tubuhnya.
“Duuuh, ya udah, aku kasih tahu sekarang aja deh. Sebenarnya aku mau tunggu papa pulang dulu,” kata Zahra.
Ia mengambil sesuatu dari meja. “Ini untuk mama dan papa,” katanya sambil menyerahkan kertas berwarna warni ke tangan mama.
“Happy Anniversary, mama,” sambungnya sambil mencium mama lembut.
Haaaa? Mama terkejut. Tahu dari mana? Mama memandang kartu ucapan buatan Zahra di tangannya. Dibuat dari kertas post it berwarna-warni. Direkatkan dengan selotip berwarna perak.
“Buka, ma,” kata Zahra.
Pelan-pelan mama membuka lipatan halaman pertama, dan terbaca, “Surpriseeeeee!”. Mama tersenyum lalu membuka halaman kedua. Terbaca tulisan “Happy Aneverserry” (maklumi ejaannya yaaa).
Lalu halaman ke-3, tertulis “I love you ALL.”
Dan halaman ke-4 : “I never forget you.”
Oh, anakku. Maafkan mama. Mama hanya sibuk mengomel dan melihat kesalahanmu saja. Padahal kau selalu memikirkan kegembiraan mama. Rasanya sungguh malu dan menyesal.
Zahra tersenyum. “Kue nya menyusul yaaa,” katanya manis.
Haaaa? Ada cake lagi?
“Hari ini ga sempat bikinnya. Jadi besok aja,” sambungnya.
Mama melongo. Bisa bikin apa anakku ini? Wong mamanya aja ga pernah mengajak ia memasak.
Dan taraaaa…!!!
Besoknya, Makaroni schotel sudah menyambut ketika mama dan papa pulang kerja. Buatan Zahra dan mbak Sri. Atau tepatnya, buatan Mbak Sri dibantu Zahra, hehehe. Yang jelas, kata nenek dan Mbak Sri, usulan bikin Makaroni schotel ini datang dari Zahra. Pulang sekolah tadi, ia sibuk memarut keju, mengocok telur. Pokoknya sibuk deh. Bikin kue untuk Anniversary mama papa.
Mama dan papa saling berpandangan. Terbaca yang terbetik di hati. We love you, our Spring Flower. Engkaulah yang membuat pernikahan dan ultahnya yang ke-10 ini begitu indah. Dengan segala keindahan hati dan perilakumu. Semoga Allah bersamamu selalu.