Pagi ini, melihat anak laki-laki berumur sekitar 8 tahun dengan sigap berdiri dan mempersilahkan seorang perempuan tua menggantikannya duduk di kursinya. Terharu. Salut dan hormat padanya, pada orangtua yang mendidiknya.
Ini sungguh menghibur hatiku, setelah 2 hari yang lalu,di dalam busway yang padat, seorang laki-laki 40-an tahun menggeleng dan berkata tegas, “Saya tidak mau,” ketika petugas busway memintanya berdiri dan memberikan kursi prioritas yang didudukinya pada seorang ibu hamil. Penasaran, aku memperhatikannya ketika bersama-sama turun di halte terakhir. Ia terlihat sehat-sehat saja. Aku tak menemukan alasan penolakannya.
Mungkin,seharusnya kursi prioritas itu dikosongkan saja ya, kalau memang tidak ada warga prioritas di dalam busway/KRL. Jadi petugas ga repot-repot meminta kursi itu untuk yang berhak. Yang berhak juga kadang sungkan mau minta.
Bagaimana ya, agar tercipta budaya malu duduk di kursi prioritas bagi yang tidak berhak?