Pagi ini aku bertemu dengan Pak Ahmad di lift. Ia menyapaku yang sibuk sendiri dengan HP ku dan tak menyadari ia berdiri disampingku. Melihat ia membawa kantong plastik besar berisi nasi kotak makanan dagangannya, aku memesan satu untuk makan siang nanti.
Sambil berjalan menuju ruang kerja, aku merenung dan memikirkan Pak Ahmad. Pak Ahmad sebelumnya adalah salah seorang Office Boy di kantor ini. Sejalan dengan meluncurnya harga minyak dan gas bumi yang menghantam industri, perusahaan tempatku bekerja mem-PHK banyak tenaga kerja, termasuk Pak Ahmad. Walau ia bekerja di bagian yang berbeda denganku, namun aku mengenalnya karena ia juga sering membawa peyek dan asinan sayur untuk ditawarkan ke para karyawan. Di hari terakhirnya bekerja, ia pamit padaku dan mungkin kepada ‘customer’nya yang lain. Aku merasa sangat prihatin padanya waktu itu, hanya bisa berharap semoga Tuhan memberinya jalan lain untuk mencari rezeki. Aku lalu mengirim pesan via whasapp ke beberapa teman yang juga pelanggan Pak Ahmad,” kita tidak akan bisa menikmati peyek Pak Ahmad lagi, karena ini adalah hari terakhirnya bekerja disini.”
Namun ternyata aku salah. Beberapa hari setelah itu aku bertemu Yudi, salah seorang OB, yang menawarkan peyek titipan Pak Ahmad. Wah, Pak Ahmad masih tetap dapat menjangkau pelanggannya di kantor ini, walaupun melalui mantan rekan kerjanya.
Lalu beberapa hari setelah itu, telepon di mejaku berdering, dari satpam yang bertanya apakah aku bersedia menerima telepon dari Pak Ahmad, yang kemudian kuiyakan. Dari ujung sana terdengar suara halus Pak Ahmad mengucap salam, menanyakan kabar, dan menawarkan ayam rica-rica untuk makan siang. Waaah, Pak Ahmad, bisnisnya bukan saja tidak berhenti, tapi juga diperluas dengan menambah item. Aku salut. Dibalik penampilannya yang benar-benar bersahaja, ia telah mengajari aku tentang semangat hidup dan bahkan bisnis. See? Lihatlah apa yang ia telah lakukan:
1. Menjaga hubungan baik dengan pelanggan, Ini dilakukan dengan cara berpamitan kepada para pelanggannya termasuk aku, juga dengan menyapaku secara aktif di lift.
2. Menjaga hubungan baik dengan semua stakeholder, terbukti mantan rekan kerjanya mau membantunya menjalankan ‘bisnis’ berjualan peyek, dan juga bisa ‘membujuk’ satpam untuk mau menelepon ke meja-meja pelanggannya, walau ia sudah tidak lagi bekerja di kantor ini.
3. Memperluas usaha dengan mengandalkan pengetahuannya akan keadaan ‘market’. Ia tahu bahwa sebagian karyawan sering tidak sempat untuk membeli makan siang, dan sering menitip kepada OB untuk dibelikan. Dan ternyata, kenyataan bahwa karyawan sering meminta OB membelikan makanan tidak dianggapnya sebagai halangan, namun justru peluang, karena ada saatnya juga OB terlalu banyak pekerjaan sehingga tidak sempat membelikan.
4. Kembali pada menjaga hubungan baik, para OB yang masih bekerja di kantor kelihatannya tidak tersaingi dengan hadirnya bisnis makan siang Pak Ahmad ini, terbukti ketika Pak Ahmad belum punya uang kembalian untuk ku, ia berkata akan menitipkannya pada Pak Jajang, OB di grup ku, kalau ia tidak bisa menjumpaiku lagi di hari ini.
Salut buat Pak Ahmad. Semoga Allah melimpahkannya rezeki yang berkecukupan dan berkah dari usahanya yang penuh semangat, amin..
1 comment
Lanjutkaaaan !!!!!