Perjalanan ke depan..


Memandang Iyah yang berjalan pulang, kutanya Etek yang berdiri di sampingku (Etek adalah panggilan khas daerah Gayo Lues, NAD, untuk anak perempuan). “Etek kenal sama dia?”
“Kenal. Kawan Etek satu sekolah waktu SD.”

“Oya?”

“Ya. Sering dulu Etek diejeknya.”

“Diejek kekmana?” tanyaku, ingin tahu melihat wajah Etek yang berubah jadi muram.

“Ya, diejeklah. Macam-macam omongannya. Kan Etek dulu sering disuruh ibu (my mom-red) jualan. Jualan jambu, jualan kue, es, di sekolah. Dikata-katai, ‘ih, maunya dia jadi pembantu (=kok mau dia jadi pembantu). Woi, pembantu, pembantu.’ Macam-macamlah kak, ucapannya.”

Aku tak berani bertanya lebih lanjut, melihat wajahnya yang semakin muram. Kelihatannya saat-saat itu begitu menyakitkan. Aku teringat cerita ibuku tentang gadis kecil kelas 3 SD yang selalu melewati depan rumah kami setiap kali berangkat dan pulang sekolah. Dengan seragamnya yang lusuh, sepatu dan kaos kaki yang sobek, ia selalu menyapa ibuku dengan riang, hingga kemudian suatu hari menawarkan tenaga kecilnya pada ibuku.

“Itulah katanya sama Etek waktu di dapur tadi. ‘Nasib orang mana kita tahu ya. Bagus rupanya nasib kau ya Tek. Sekarang aku yang jadi pembantu.’ Etek sih diam aja”

Aku memandang Etek menunggu penjelasan lebih lanjut.
“Dia SD pun nggak tamat, Kak,” lanjutnya.

Hm.., aku paham sekarang. Dia tidak tamat SD. Sedangkan Etek, yang dulu selalu dihinanya sebagai pembantu, berkat kemauan dan usahanya, dapat mengenyam pendidikan lebih baik. Menyelesaikan SMU-nya, bahkan tahun ini ia mulai kuliah di salah satu PGSD di ibukota Provinsi, sesuatu yang agaknya tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Tapi perjalanan dan perjuangan masih panjang, sampai Etek benar-benar bisa mandiri dengan bekal ilmunya dan bukan lagi tenaga kasarnya, serta bisa berbagi dengan orang lain.

Kutepuk bahunya mencoba mengusir kabut diwajahnya. “Ya, Etek bagus-baguslah kuliah. Cepat lulus, bisa kerja, bisa menolong orang lain. Semoga jadi tabungan untuk nanti di akhirat,” kataku.

Dia mengangguk, mengikuti langkahku memasuki rumah kami yang selalu hangat oleh cinta, Insya Allah.

Kutacane, 5 November 2005

0 Shares:
2 comments
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like
Read More

Tes GeNose

Pagi ini mbak asisten kembali dari mudik. Ditanya apakah sudah tes covid antigen (yang jadi syarat perjalanan), jawabnya,…